Jumat, 01 Desember 2017

Review Film THE HELP




THE HELP
           
            The help bercerita tentang para pembantu berkulit hitam yang bekerja dirumah orang kulit putih. Ini mengenai sikap racism yang terjadi di Amerika, dan film ini berlatar di Jackson, Missisippi. Orang kulit putih yang berkuasa atas orang kulit hitam.
            Cerita ini dimulai dari seorang pembantu bernama aibeleen yang keseharian nya adalah mengurus anak perempuan dari orang kulit putih bernama Elizabeth Leefollt dan juga pekerjaan rumah lainnya. Aibeleen sangat menyayangi anak tersebut, meskipun mereka berbeda kasta, begitupun Mae Mobley(nama bayi nya) yang malah menganggap aibee (nama panggilan untuk aibeleen) sebagai ibu yang sesungguhnya. Setiap hari aibeleen selalu mengatakan dan mengajarkan ini kepada bayi kulit putih tersebut “you is kind, you is smart, you is important”, agar ia tumbuh dengan baik.
            Wanita kelahiran tahun 1911 di Chicksaw County, Perkebunan Piedmont ini bercerita banyak hal tentang dirinya, kehidupan orang kulit hitam dan orang kulit putih, bagaimana orang kulit putih tidak pernah mengurus  anak mereka sendiri, dan orang kulit hitam lah yang merawat serta membesarkan anak mereka. Ibu aibeleen adalah seorang pembantu, dan nenek nya adalah seorang budak rumahan. Hal ini sudah turun temurun bahwa orang kulit hitam hanya bisa dijadikan bawahan oleh orang kulit putih. Hal rasis lain yang terjadi disana adalah mereka juga tidak memperbolehkan pembantu kulit hitam menggunakan kamar mandi yang sama. Sehingga para pembantu memiliki kamar mandi sendiri diluar rumah dan ini telah di dukung oleh Dewan Warga Kulit Putih. Ada banyak peraturan tentang pembantu kulit hitam dan majikan, mereka tidak boleh memberikan makanan secara langsung, melainkan harus menaruh makanan tsb diatas meja dan kemudian diambil oleh orang kulit putih. Mereka juga tidak diperbolehkan duduk di satu meja yang sama. Peraturan dari negara yang lain adalah kaum putih tidak boleh bekerja dibawah kaum hitam. Buku sekolah yang digunakan oleh kaum putih harus berbeda dengan kaum hitam.
            Disisi lain, ada seorang penulis yang mendapatkan pekerjaan untuk mengisi kolom nona Myrna di surat kabar Jackson. Dia bernama Sketeer atau Euginia Phelen, nona Skeeter ingin meminta tolong pada Aibeleen untuk membantunya menulis surat kabar tentang nona Myrna sampai ia punya bahan untuk di tulis. Disuatu pertemuan orang-orang kulit putih, Skeeter melihat sendiri bagaimana pembantu-pembantu mereka yang berkulit hitam  diperlakukan dengan rasis, lalu dia tergerak hatinya untuk menulis sebuah buku berdasarkan cerita nyata dari para pembantu kulit hitam mengenai orang kulit putih, ia ingin menulis dari sudut pandang seorang pembantu. Bagaimana perlakuan orang kulit putih terhadap mereka. Hal ini tidak mudah, karena akan menimbulkan masalah besar, disebabkan karena bertentangan dengan peraturan negara.
            Aibeleen tidak mau di wawancarai karena tahu resiko yang akan dia dapat sbg orang kulit hitam, namun setelah suatu kejadian terjadi, akhirnya dia setuju untuk diwawancarai. Dia berfikir bahwa dengan cara ini maka akan ada harapan bagi kaum nya untuk diperlakukan dengan adil. dia bercerita ttg anak asuh sebelum nya, anak itu bertanya "mengapa kulitmu hitam" lalu aibeleen berkata "karena aku suka minum kopi" percakapan terus berlanjut dirumah aibeleen, sampai akhirnya mereka kepergok oleh Minny yang kaget ada org kulit putih didalam rumah org kulit hitam.
            Minny yang tahu rencana ini tidak setuju, tetapi dia berubah pikiran dan pada akhirnya dia setuju untuk membantu, karena dia memiliki masalah dengan majikan terdahulu nya Hilly. Dia ingin cerita nya di masukkan kedalam buku, tentang bagaimana dia menaruh tahi nya kedalam pie yang diberikan untuk Hilly sebagai ucapan maaf. Minny terpaksa melakukannya karena sakit hati kepada Hilly yang telah memecatnya, hanya karena ia terpaksa menggunakan toilet dalam, saat itu sedang terjadi badai dan kamar mandi pembantu berada diluar rumah.
            Sekarang Minny bekerja di rumah orang kulit putih bernama Celia Foote dan suaminya Jhonny Foote. Celia bukan orang yang rasis, bahkan dia mau makan satu meja bersama Minny. Namun semua orang di Jackson, Missisippi tidak menyukai Celia. Mereka menganggap Celia orang aneh yang dinikahi Jhonny, semua gosip tersebut berasal dari Hilly. Sehingga tidak ada satu pun yang ingin berteman dengan Celia. Meskipun Celian dan lainnya sama-sama orang berkulit putih, tetapi mereka tetap mendiskriminasi Celia.
            Untuk menerbitkan buku The Help, Skeeter harus mendapatkan persetujuan dari Ms. Stein, karena dia yang akan menerbitkan buku nya. Ms stein menyukai cerita yang ditulis Skeeter, tetapi dia mengatakan kurang jika hanya ada dua pembantu yang bisa diwawancarai, dia ingin lebih dari itu, sekitar 12 orang lagi dan pembantu Skeeter sendiri, yaitu Constantein.
            Namun, tentu saja semua nya tidak setuju. Tidak ada lagi yang bersedia untuk diwawancarai kerena terlalu beresiko. Sampai suatu kejadian terjadi, saat aibeleen pulang kerja, diminta turun dari sebuah bus karena telah terjadi penembakan terhadap orang kulit hitam. Ternyata korban penembakan tersebut adalah teman Aibeleen sendiri dan dia mati ditembak didepan anak-anaknya. Lalu masalah lain terjadi, salah satu temannya yang lain bernama Yule Mae Devis ditangkap polisi karena ketahuan menggadaikan cincin majikannya yang bernama Hilly. Hal-hal ini membuat para pembantu ketakutan, hal buruk apalagi yang akan terjadi kepada mereka yang disebabkan oleh orang kulit putih. Sehingga mereka berkumpul di rumah aibeleen dan memanggil Skeeter. Saat Skeeter sampai dirumah aibeleen, dia sangat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, seluruh pembantu berkumpul dan bersedia untuk di wawancarai. Mereka mulai bercerita satu persatu apa yang mereka rasakan sebagai pembantu, hal apa saja yang sudah mereka lakukan, bagaimana perlakuan orang kulit putih terhadap mereka, dan lain-lain.
            Semua cerita sudah diceritakan, hanya kurang satu cerita, yaitu cerita tentang diri Sketer bersama pembantunya, constantein. Akhirnya ia mendapatkan cerita tersebut dari ibu nya, constantein dipecat dan sudah meninggal. Skeeter merasa terpukul namun tetap semangat untuk segera menyelesaikan cerita nya dan menerbitkan buku nya.
            Beberapa waktu kemudian, buku The Help akhirnya telah resmi rilis dan berada diurutan Best Seller. Orang-orang di Jackson banyak membeli buku tersebut, mereka semua membacanya, dirumah, di mini market, dan lainnya. Ini menyadarkan mereka bahwa cerita mereka, orang-orang kulit putih ada dalam buku tersebut. Hal ini diharapkan akan menimbulkan kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan selama ini terhadap pembantu-pembantu berkulit hitam adalah salah. Mereka harus diperlakukan dengan adil, sesama manusia. Jangan dibeda-bedakan, jangan menyebarkan hal yang tidak benar. Karena itu semua hanya akan menjadi bumerang bagi orang-orang kulit putih. Pada akhirnya mereka akan malu karena perilaku mereka terungkap lewat buku The Help.
            Dari film ini, kita dapat mengambil nilai moral yang bertebaran melalui cerita tersebut. Nilai moral yang dapat diambil adalah, kita harus tahu bahwa apa yang kita perbuat, apa yang kita lakukan terhadap orang lain maka akan menjadi bumerang bagi diri kita. Semua nya akan berbalik mengelilingi hidup kita.
            Jangan menilai orang dan jangan memperlakukan orang lain hanya dari ras. Masih banyak hal-hal baik lainnya dari ras yang berbeda dengan kita. Perlakukan lah mereka seperti manusia, karena kita pun manusia. Tidak peduli berbeda ras, agama, suku, kita semua adalah makhluk sosial. Semuanya harus bersosialisasi dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar